Padahal saat itu Semar sudah didampingi dua orang anak angkat bernama Gareng dan Petruk. Keduanya mengaku sebagai putri Batara Hira, masing-masing bernama Kanistri dan Kaniraras. Keduanya pun siap melayani keperluan Manumanasa. Manumanasa adalah putra Prabu Parikenan raja Kerajaan Gilingwesi dan Dewi Brahmaneki putri Kerajaan Wirata. Ia kemudian diadopsi oleh Prabu Basupati, kakak ibunya yang menjadi raja Wirata. Manumanasa memiliki kakak ipar sekaligus pembantunya, bernama Semar. Dari perkawinan itu lahir tiga orang putra bernama Satrukem, Sriati, dan Manumadewa. Beberapa tahun kemudian ia melahirkan lagi seorang putra bernama Sriati, dan disusul dengan kelahiran Manumadewa. Suster-suster dari Carolus Borromeus membuka Rumah Sakit Sint Carolus pada tahun 1919. Saat-saat awal tersebut, imam-imam Jesuitlah yang menyelenggarakan karya pastoral di wilayah Batavia baru kemudian dibantu oleh imam-imam Fransiskan pada tahun 1929 dan imam-imam dari Misionaris Hati Kudus (MSC) tahun 1932. Dalam bidang pendidikan, imam-imam Yesuit mendirikan Perkumpulan Strada tahun 1924. Sekolah pertamanya dibuka tahun itu juga di daerah Gunung Sahari.